Ads 468x60px

Senin, 11 Mei 2009

Guru ekonomi yang reaktif, yang bagaimana sih...?

Oleh: Euis Winarni, SE

Dalam kurikulum sekolah, mata pelajaran IPS Terpadu khususnya mata pelajaran Ekonomi berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Ekonomi merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, banyak dan berkembang melalui pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan/atau distribusi.

Mata pelajaran ekonomi di sekolah bertujuan sebagai berikut:

  1. Membekali siswa tentang konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama hal-hal yang terjadi di lingkungan individu/rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, regional, dan internasional.
  2. Membekali siswa tentang konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.
  3. Membekali nila-nilai serta etika ekonomi/bisnis dan memiliki jiwa wirausaha.

Mata pelajaran ekonomi bukan merupakan mata pelajaran hafalan, para siswa harus diajak untuk berekonomi dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, oleh sebab itu pembelajaran ekonomi perlu menggunakan model inovatif, yakni model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, peristiwa dan masalah ekonomi sebagai sumber belajar sedangkan guru sebagai pihak yang mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk belajar.

Motivasi akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Guru juga harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus punya sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa atau tidak kemudian mencari cara untuk menanggulanginya.

Berikut ciri guru reaktif, antara lain:

a. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.

b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.

c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagi sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.

d. Segera mengenali materi pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan segera menanggulanginya.


Namun demikian hal ini sulit diterapkan tergantung lingkungan sekolah dimana kita berada. Sebagai contoh: cara belajar siswa di perkotaan tidak bisa dibandingkan dengan cara belajar siswa di daerah pinggiran yang saran dan prasarananya jauh dari memadai. Tapi hal ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi guru untuk mewujudkan generasi muda yang mumpuni.



Dasim Budimansyah. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Ekonomi. Bandung: PT. Ganesindo

Dian Sukmara. 2007. Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera


1 komentar:

 

Total Tayangan Halaman