Ads 468x60px

Selasa, 26 Mei 2009

ABOUT DBE IN SUBANG, WEST JAVA


Written by: Dina Nurnafiah, S.Pd.


DBE- Teacher Training was held by USAID (United State Agency International Development). DBE (Decentralized Basic Education) is a program of Indonesian government to improve the quality of basic education in Indonesia through three integrated components (DBE 1, DBE 2, and DBE 3). DBE 1: More effective decentralize education management and governance. DBE 2: improve quality of teacher and learning. DBE 3: increased relevance of Junior Secondary and non-formal education to life skills (Decentralized Basic Education - www.dbe-usaid.org).

Fortunately, I participated on that program in Subang, West Java. I really enjoyed when the tutors (Mr. Topik and Mrs. Willyana R) gave the materials in interesting ways. They gave a model in teaching by using games, team work, giving ice breaking sometimes, etc. It's just fun, it's not like usual teacher training, boring. I was so lucky, I guess. I learn so many things. There so many advantages that I've got.

Most of students don't like English lesson. They said "Studying English is difficult". I tried to practice what I got in DBE program in my class. I divided 46 students into 8 groups. I gave them an exercise of classifying the characteristic of seasons. I saw the students were so enthusiasm doing the task. I know that they like their activities. Every student participated in it. It is very effective. Student centered, so I won't be tired in teaching. What should I do is just go around the class, give some explanations when the students need.

It is very important to motivate the students in studying, studying English especially. And it's not easy for me to do it. DBE opens my eyes that there is a way to motivate the students. I optimist the students will be happy in studying English or love studying English. Of course I must make a well teaching preparation, lesson study, tasks, etc. I must be creative.

But I still find some difficulties to practice. Doing DBE style needs much time. I only have 2 x 40 minutes each meeting. I think it's not enough. It's little time, too many materials to finish. It's my problem now. And I haven't found the solution to solve it. Of course, that's just one of my problems. Another problem is I always feel unconfident with my English (grammar, vocabularies, sentence composition, etc). I've got C for writing class in college. I know I'm not good enough but I will keep learn anything especially that has relevance with English lesson. I hope I will be better someday. I will very appreciate if anybody gives me advice/s to make me or my writing better.

Senin, 25 Mei 2009

Beberapa Metode Pembelajaran Pada DBE Teacher Training

Oleh: Susi Oktavira, S.Pd.


Pelatihan Guru (Teacher Training) untuk Guru mata pelajaran PKn yang dilaksanakan oleh DBE (Decentralized Basic Education ) USAID, yang diselenggarakan secara bertahap :

Tahap ke I: Tanggal 15 - 19 Januari 2008 (di SMPN 3 Pagaden)

Tahap ke II: Tanggal 1 - 4 Juli 2008 (di SMPN 3 jalan Cagak)

Tahap ke III: Tanggal 12 - 15 Pebruari 2009 (di Aula LPPS Depan STIESA Subang)

Dengan pelatihan tersebut banyak manfaat yang saya peroleh bahwa ternyata kegiatan belajar mengajar ( KBM ) bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan serta tidak membosankan apabila kita sebagai guru tahu tehniknya. Mengajar dengan cara metode ceramah yang terus menerus (satu arah guru aktif siswa pasif) sebaiknya ditinggalkan karena cara seperti itu akan membosankan dan materi yang kita ajarkan kepada siswa akan cepat hilang dalam ingatannya.

Ada beberapa pilihan metode pembelajaran yang membuat KBM menjadi sangat menyenangkan yaitu :

  • Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion)

Metode ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu dalam kelompok, kemampuan analitis dan kepekaan sosial serta tanggung jawab,individu dalam kelompok.Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut:

1. Bagilah kelas kedalam beberapa kelompok kecil.

2. Berikan bacaan untuk masing masing kelompok.

3. Minta mereka untuk mendiskusikan bacaan.

4. Mintalah setiap kelompok untuk menunjuk juru bicara.

5. Minta para juru bicara kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

6. Mintalah kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi.

7. Guru memberikan rangkuman atau penguatan-penguatan materi.

  • Metode sajian Poster (Poster Session)

Metode ini merupakan cara yang bagus untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat,memahami apa yang mereka bayangkan,dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka.Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sedang didiskusikan dalam suasana santai dan menyenangkan.Metode ini memiliki prosedur penerapan sebagai berikut:

1. Bagilah kelas dalam beberapa kelompok dan mintalah mereka untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik.

2. Mintalah tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi.

3. Mintalah setiap kelompok untuk menuangkan hasil diskusi dalam bentuk gambar atau poster

4. Mintalah setiap kelompok untuk mempresentasikan dan menjelaskan gambar atau poster dari masing-masing kelompok.

5. Mintalah komentar atau tanggapan dari kelompok lain.

  • Kekuatan Berdua (The power Of Two)

Metode ini digunakan untuk mendorong siswa memiliki kepekaan terhadap pentingnya bekerja sama. Filosofi metode ini adalah" Berfikir berdua lebih baik dari pada berfikir sendiri".

Metode ini memiliki prosedur penerapan sebagai berikut:

  1. Ajukan satu atau lebih pertanyaan
  2. Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.
  3. Setelah semua menjawab, mintalah kembali keoada siswa untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban dan membahas secara bersama-sama dengan pasangannya.
  4. Mintalah setiap pasangan tersebut untuk membuat jawaban baru hasil pembahasan dan dis kusi dengan pasangannya.
  5. Ketika semua pasangan telah merumuskan jawaban baru, maka bandingkan jawaban tersebut dengan jawaban pasangan lain di kelas tersebut.
  6. Di akhir metode ini penting bagi guru untuk menyimpulkan seluruh proses.
  • Metode Bola salju 1-2-4-8-16-dst (Snowballing)

Metode ini diawali dengan melakukan aktifitas baik itu kegiatan mengamati maupun membaca yang dilakukan secara individu. Kegiatan perorangan ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua orang berkembang menjadi empat orang,delapan orang, enam belas orang, dan seterusnya hingga berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas. Metode ini memiliki prosedur penerapan sebagai berikut :

  1. Kemukakan sebuah masalah.
  2. Mintalah setiap siswa untuk berpendapat.
  3. Setelah semua menjawab, minta kembali kepada siswa untuk berpasangan (setiap pasangan terdiri atas orang). Satu sama lain saling bertukar jawaban dan membahasnya.
  4. Apabila setiap pasangan selesai membahas, mintalah tiap-tiap pasangan itu untuk mendiskusikannyadengan pasangan yang lain. Demikian seterusnya sampai terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas.
  5. Setelah terbentuk 2 kelompok besar, mintalah kepada kedua kelompok itu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
  • Setiap Siswa bisa menjadi Guru disini Every One is a Teacher Here)

Metode ini bertujuan untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Metode ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai "guru" bagi "siswa lain". Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :

  1. Bagikan kartu/ selembar kertas kepada setiap siswa. Mintalah mereka untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas( misalnya,tugas membaca ) atau topic khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.
  2. Setelah mereka selesai menuliskan pertanyaan,kumpulkan kartu atau kertas tadi, kemudian kocoklah,dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu/kertas yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.
  3. Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan pertanyaan atau topic yang ada di kartu/kertas yang mereka terima dan memberikan jawabannya.
  4. Setelah memberikan jawaban, minta lahsiswa lain untuk memberi tambahan jawaban atas apa yang telah dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
  5. Lanjutkan prosedur ini jika waktu memungkinkan.
  • Membaca dengan panduan (Reading Guide)

Metode ini diterapkan jika materi yang akan disampaikan sangat padat sementara waktu yang tersedia sangat terbatas. Pada siswa dapat diminta untuk membaca materi yang akan dibahas dengan memberikan dan membuat kisi-kisi panduan.Langkah-langkah penerapan metode ini sebagai berikut:

  1. Tentukan materi ajar yang akan di baca.
  2. Buat pertanyaan yang harus dijawab siswa setelah membaca materi.
  3. Akhiri sesi dengan memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan siswa.

Senin, 11 Mei 2009

Guru ekonomi yang reaktif, yang bagaimana sih...?

Oleh: Euis Winarni, SE

Dalam kurikulum sekolah, mata pelajaran IPS Terpadu khususnya mata pelajaran Ekonomi berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Ekonomi merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, banyak dan berkembang melalui pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan/atau distribusi.

Mata pelajaran ekonomi di sekolah bertujuan sebagai berikut:

  1. Membekali siswa tentang konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama hal-hal yang terjadi di lingkungan individu/rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, regional, dan internasional.
  2. Membekali siswa tentang konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.
  3. Membekali nila-nilai serta etika ekonomi/bisnis dan memiliki jiwa wirausaha.

Mata pelajaran ekonomi bukan merupakan mata pelajaran hafalan, para siswa harus diajak untuk berekonomi dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, oleh sebab itu pembelajaran ekonomi perlu menggunakan model inovatif, yakni model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, peristiwa dan masalah ekonomi sebagai sumber belajar sedangkan guru sebagai pihak yang mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk belajar.

Motivasi akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Guru juga harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus punya sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa atau tidak kemudian mencari cara untuk menanggulanginya.

Berikut ciri guru reaktif, antara lain:

a. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.

b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa.

c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagi sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa.

d. Segera mengenali materi pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan segera menanggulanginya.


Namun demikian hal ini sulit diterapkan tergantung lingkungan sekolah dimana kita berada. Sebagai contoh: cara belajar siswa di perkotaan tidak bisa dibandingkan dengan cara belajar siswa di daerah pinggiran yang saran dan prasarananya jauh dari memadai. Tapi hal ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi guru untuk mewujudkan generasi muda yang mumpuni.



Dasim Budimansyah. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Ekonomi. Bandung: PT. Ganesindo

Dian Sukmara. 2007. Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera


Using Article (A, An, and The)

Written by: Dina Nurnafiah, S.Pd.



Article is used before Nouns. It consist of two types: Definite (The) an Indefinite (A and An).

  1. Definite article (The) is used to refer specific thing or person. Example: The room is very dirty.
  2. Indefinite article (A and An) is used to:
  • Represent one (numerical). Example: I have a cat.
  • Refer thing generally. Example: A chicken has two wings.


Let’s talk about the difference in using A and An.

  1. An is used before nouns beginning with vowel sounds (an egg, an ant, an apple, an accident, etc).
  2. A is used before nouns beginning with consonant sounds (a chair, a table, a pen, a book, etc).


How do we use the article?

Let’s try. I’ll give some examples to differentiate the usage of a, an, and the.

  1. An elephant has two tusks and a very long nose.
  2. The little elephant looks so naughty, it always play around.


A couple sentences above show us the usage of an and the. Elephant in the first sentence means every elephant. It could be any elephants (gajah pada kalimat pertama adalah setiap gajah yang ada di dunia, bisa saja gajah yang manapun. Sedangkan gajah pada kalimat kedua adalah gajah kecil itu atau hanya seekor gajah tertentu yang dimaksud).


There is another example for you.

A cat likes eating fish.

The black cat with white spots on its face is mine.


Compare those sentences above. Cat in the first sentence means every cat in the world it could be any cats (kucing pada kalimat pertama yaitu setiap kucing yang ada di dunia).

And cat in the second sentence means only one cat. That is the black cat with white spots on its face (kucing pada kalimat kedua hanya seekor kucing tertentu, yaitu kucing yang bulunya berwarna hitam dengan ciri-ciri bercak-bercak putih di wajahnya).


EXERCISES:

Fill the blank using a, an, or the!

  1. ............. pen on the table belongs to Ani.
  2. ............. driver must have driving license.
  3. I’m so confused now. ............ advice for me is really needed.
  4. There are some kinds of fruit on the table. I want ............ apple.
  5. ............. computer must be fixed as soon as possible. I need it to finish my assignment.
  6. ............. television not only gives us information but entertainment as well.
  7. ............. umbrella is needed to protect us from the rain.
 

Total Tayangan Halaman